UJI GLUKOSA
TUJUAN :
Untuk
mengetahui adanya glukosa di dalam urin
DASAR :
Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan
mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan
aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na
karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++
. Sukrosa memberikan reaksi negative
karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit
menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan
warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya
terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka
karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan
berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
- 1 Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Corong
- Pipet volume
- Lampu spiritus/ bunsen
- Beker glass
Bahan :
- 5 cc larutan benedict
- Urine patologis
CARA KERJA
- Masukkan larutan benedict
ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 c
- Campurkan urin patologis 5 – 8 tetes
ke dalam tabung yang telah berisi benedict
- Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan sampai
mendidih
- Dinginkan
dan amati terjadi perubahan
warna atau tidak
Cara menilai
hasil :
- Negatif
(-)
: Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
- Positif
(+)
: Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
- Positif
(++)
: Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
- Positif
(+++)
: Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
- Positif
(++++)
: Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
UJI PROTEIN
TUJUAN
Untuk mengetahui adanya protein
didalam urin
DASAR
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N .
Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk
memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai
sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak.
Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat
bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk
urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah
sepanjang proses reabsorpsi.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang
diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi
protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10
mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit
ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis
lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia,
eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection).
Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine
yang pekat atau stress karena emosi.
Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan pemeriksaan. Prinsip dari
pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam
sulfosalisila.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
- 1 Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Corong
- Pipet volume
- Lampu spiritus/ bunsen
- Beker glass
Bahan :
- Asam Asetat 6%
- Urin patologis
CARA KERJA
- Isi
urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per
tiga tabung
- Kedua
tabung di miringkan, panaskan bagian atas urin sampai mendidih
- Perhatikan
apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara
membandingkan dengan urin bagian bawah.
- Jika
urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn maka hasilnya negatif
- jika
urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan maka tambahkan asam asetat
6% sebanyak 3-5 tetes.
- Panaskan
lagi sampai mendidih, Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka
hasilnya negatif. Jika kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.
- Beri
penilaian terhadap hasil pemeriksaan tersebut
Cara menilai
hasil :
- Negatif
: tidak ada kekeruhan
- Positif +
: kekeruhan ringan tanpa
butiran (0,01-0,05% protein)
- Positif ++
: kekeruhan mudah
dilihat dan dengan butiran
(0,05-0,2% protein)
- Positif +++
: Urin
jelas keruh dan kekeruhan
dengan kepingan (0,2-0,5 % protein)
- Positif ++++ : Urin sangat keruh dan kekeruhan dengan gumpalan ( >
dari 0,5 % )