This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 14 Oktober 2014

Standar Pelayanan Ante Natal Care 14T

Pelayanan/Asuhan Standar vMinimal Asuhan Kehamilan termasuk dalam "14T"

1)    Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ). Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2)    Ukur Tekanan Darah ( T2). Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.

3)    Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.


Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai minggu
Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu
24-25 cm
28  Minggu
26,7 cm
30 Minggu
29,5 – 30 cm
32 Minggu
31 cm
34 Minggu
32 cm
36 Minggu
33 cm
40 Minggu
37,7 cm
 4)   Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )
 5)   Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
       

Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT
Selang Waktu minimal pemberian Imunisasi TT
Lama Perlindungan
TT1
-
Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit Tetanus
TT2
1 bulan setelah TT1
3 Tahun
TT3
6 bulan setelah TT2
6 Tahun
TT4
12 Bulan setelah TT3
10 Tahun
TT5
12 Bulan setelah TT4
≥25 Tahun
6)    Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7)    Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 ) pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan..
8)    Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9)    Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )  untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10)  Perawatan Payudara ( T10 ) senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11)  Senam Hamil ( T11 )
12)  Pemberian Obat Malaria ( T12 ) diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13)   Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14)   Temu wicara / Konseling ( T14 )

Senin, 13 Oktober 2014

Perlepasan Plasenta

Kala III merupakan kala yang dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta / uri pada proses persalinan. Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat implantasi placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral (Sumarah, 2008).
1.    Pelepasan Placenta
Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume rongga  uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan desidua basalis yang retro placenter hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus atau vagina.
Menurut Mochtar (1998) fase – fase dalam pengluaran uri meliputi :
Fase pelepasan uri
Cara lepasnya luri ada beberapa macam, yaitu :
a.  Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir. Perdaran terjadi setelah placenta lahir.
b. Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta lahir.
      
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari kontraksi  uterus.
b. Semburan darah tiba-tiba
c. Tali pusat memanjang
d. Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen
2.    Pengeluaran plasenta
      Perasat – perasat untuk mengetahui lepasnya uri, antara lain :
(1) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat masuk (belum lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).
(2)   Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali ( belum lepas), diam atau turun ( sudah lepas).
(3) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat bergetar (belum lepas), tidak bergetar (sudah lepas), rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dank eras, keluar darah secara tiba – tiba.
Pengawasan perdarahan
a. Selama hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/menit
b. Uterus tidak kontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 300-500 ml.
Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus diantaranya anyaman miometrium

Sabtu, 11 Oktober 2014

STANDAR ANC

14 T ANC , meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

10 T ANC antara lain:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus.
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

7 T ANC :
A.   (Timbang) berat badan dan ukur (tinggi badan)
B.   Ukur (tekanan) darah
C.   Ukur (tinggi) fundus uteri
D.   Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap
E.   Pemberian (tablet besi)
F.    (Tes)  terhadap penyakit menular seksual (PMS)
G.   (Temu)  wicara dalam rangka persiapan rujukan.

KUNJUNGAN MINIMAL ANTE NATAL CARE



   Jadwal kunjungan asuhan antenatal
Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan luaran kehamilan. Identifikasi kehamilan diperoleh melalui pengenalan perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Bila diperlukan, dapat dilakukan uji hormonal kehamilan dengan menggunakan berbagai metoda yang tersedia.

Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:
1.      Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan
2.      Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3.      Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4.      Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
5.      Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan
6.      Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

Perencanaan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :
-          sampai 28 minggu    : 4 minggu sekali
-          28 – 36 minggu        : 2 minggu sekali
-          di atas 36 minggu     : 1 minggu sekali
KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE
1.      menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
2.      menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3.      menentukan status kesehatan ibu dan janin
4.      menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5.      menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali
 Meliputi :
1.      Identitas/biodata
2.      Riwayat kehamilan
3.      Riwayat kebidanan
4.      Riwayat kesehatan
5.      Pemeriksaan kehamilan
6.      Pelayanan kesehatan
7.      Penyuluhan dan konsultasi
serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu :
1.      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.      Ukur Tekanan Darah
3.      Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan
4.      Ukur tinggi fundus uteri
5.      Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
6.      Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
7.      Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
8.       Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
9.       Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
10.   Tata laksana kasus. 
Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan k1  :
-          Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-          mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam  jiwa ibu
-          Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-          Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
-          mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
-          Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu
-          Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
-          Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran atau puerperium.

K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).

Tujuan Kunjungan k2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
Tujuan k2 :
-                 Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
-                 mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
-                 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
-                 Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap demikian seterusnya
-                 Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
-                 Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
-                 Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
-                 Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan.
-                 Mengulang perencanaan persalinan.


Tujuan Kunjungan k3 dan k4
K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
akhir) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan k4
-          Sama dengan kunjungan I dan II
-          Palpasi abdomen
-          Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
-          Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
a.       Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan
b.      Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c.       Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d.      Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
e.       Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah